Ledakan Sampah Kian Mengkhawatirkan, Ketua DPRD Berau Desak Transformasi Pengelolaan Berbasis Teknologi

oleh -55 views
oleh

TANJUNG REDEB, SuaraBerau.com – Lonjakan jumlah penduduk serta meningkatnya aktivitas ekonomi di Kabupaten Berau mulai menimbulkan ancaman serius bagi kualitas lingkungan.

Volume sampah rumah tangga dan limbah perkotaan terus bertambah setiap hari, sementara kapasitas pengelolaannya masih belum mampu mengimbangi kebutuhan. Kondisi ini menjadi perhatian khusus Ketua DPRD Berau, Dedy Okto Nooryanto, yang menegaskan bahwa persoalan sampah tidak lagi bisa ditangani dengan pola lama.

Menurut Dedy, sistem pengelolaan sampah konvensional berbasis kumpul angkut buang sudah tidak relevan menghadapi dinamika urbanisasi di Berau sekarang. Pertumbuhan penduduk dan pesatnya aktivitas ekonomi menuntut metode yang lebih efektif dan berkelanjutan. Ia menyebutkan bahwa pemerintah daerah harus segera mengadopsi teknologi modern untuk menekan beban Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

“Melihat lonjakan volume sampah saat ini, metode konvensional sudah tidak bisa diandalkan. Kita butuh sistem modern agar beban di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) bisa ditekan,” tegasnya.

Sebagai langkah konkret, Dedy mendorong pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) di setiap kecamatan. Fasilitas ini dinilai mampu menjadi garda terdepan dalam mengurai volume sampah sekaligus meningkatkan kesadaran warga untuk memilah dan mengolah sampah sejak dari sumbernya.

“Setiap kecamatan harus punya data produksi sampah harian. Pengelolaan berbasis data penting agar strategi penanganannya tepat sasaran dan tidak sekadar reaktif,” ujarnya menambahkan.

Dedy juga menilai bahwa fasilitas pengelolaan sampah yang ada saat ini masih terlalu kecil dan belum mampu menampung peningkatan volume limbah yang terus terjadi. Ia mendesak pemerintah daerah untuk melakukan pemetaan menyeluruh terkait produksi sampah serta meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana pengelolaan.

“Kita harus tahu berapa ton sampah dihasilkan setiap hari. Tanpa data itu, mustahil merancang sistem yang efektif dan efisien,” tegasnya lagi.

Selain mendorong peran pemerintah, Dedy juga mengajak sektor swasta untuk terlibat aktif. Menurutnya, pengelolaan sampah berkelanjutan membutuhkan investasi serta inovasi dari dunia usaha, sehingga tidak menjadi beban tunggal pemerintah.

“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Kita butuh investasi dan inovasi dari swasta yang melihat potensi bisnis di bidang pengelolaan sampah. Dengan kolaborasi, sistemnya bisa lebih kuat, efisien, dan berdaya saing”, ungkapnya.

Lebih jauh, Dedy menekankan pentingnya perubahan pola pikir masyarakat dalam memperlakukan sampah. Ia menilai bahwa sampah selama ini selalu dianggap sebagai masalah, padahal dalam perspektif ekonomi sirkular, limbah justru dapat menjadi sumber daya baru dengan nilai ekonomi yang tinggi.

Ia berharap transformasi pengelolaan sampah di Berau dapat segera dilakukan, mengingat dampak jangka panjangnya sangat menentukan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Dengan perencanaan yang matang, kolaborasi lintas sektor, serta partisipasi masyarakat, Dedy optimistis Berau dapat mewujudkan sistem pengelolaan sampah yang modern dan berkelanjutan.
(Silfa/ADV).

No More Posts Available.

No more pages to load.