TANJUNG REDEB, Suara Rakyat Berau – Kampung Tumbit Dayak yang merayakan Hari Jadi ke-261 serta menggelar Festival Budaya Bekudung Betiung. Acara yang diselenggarakan di Balai Adat Kampung Tumbit Dayak ini diresmikan oleh Bupati Berau, Sri Juniarsih, Rabu (26/6/2024).
Dalam sambutannya, Bupati Berau mengungkapkan apresiasinya kepada masyarakat Tumbit Dayak atas kesuksesan acara tahunan yang lebih meriah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Saya sangat menghargai persiapan luar biasa yang telah dilakukan oleh panitia,” ucapnya.

Namun demikian, Bupati juga menyoroti pentingnya perbaikan infrastruktur di Balai Adat Kampung Tumbit Dayak.
“Saya mendorong kepala kampung dan camat untuk segera menyusun proposal renovasi agar kami dapat memberikan bantuan yang dibutuhkan,” katanya.
Acara ini tidak hanya dihadiri oleh warga lokal, tetapi juga menarik perhatian masyarakat domestik maupun mancanegara. Bupati Berau menegaskan pentingnya konsistensi dalam penyelenggaraan acara ini sebagai bagian integral dari agenda pariwisata daerah.

“Saya telah meminta Dinas Pariwisata untuk memasukkan acara tahunan ini dalam jadwal nasional dan melakukan promosi yang lebih luas untuk wisata Kabupaten Berau,” ujarnya.
Lebih lanjut, Bupati Berau menyampaikan komitmennya untuk mengembangkan infrastruktur di Kampung Tumbit Dayak.
“Kami telah menganggarkan dana signifikan untuk pembangunan jalan, irigasi, dan penerangan jalan umum di kampung ini, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat,” paparnya.
Di samping itu, Bupati juga menggarisbawahi bahwa potensi pariwisata yang kuat akan memberikan dampak positif signifikan pada ekonomi lokal, terutama bagi UMKM.
“Kami berharap bahwa Festival Budaya Bekudung Betiung dan perayaan Hari Jadi Kampung Tumbit Dayak ke-261 ini dapat semakin mempromosikan daya tarik wisata dan memperkuat identitas budaya daerah,” tambahnya.
Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, Bupati Berau optimis bahwa Kampung Tumbit Dayak akan terus berkembang sebagai destinasi wisata budaya yang mendunia, sambil tetap menjaga warisan budaya turun-temurun yang dimiliki.
(Silfa).