Kalimantan Timur Luncurkan Maskot MTQ Nasional ke-30: Anggah dan Anggi Terinspirasi dari Anggrek Hitam

oleh -361 views
oleh

SAMARINDA, Suara Rakyat Berau – Menyambut Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-30 yang akan digelar di Kalimantan Timur pada tahun 2024, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur memperkenalkan maskot resmi acara tersebut dalam konferensi pers yang diadakan di ruang Diskominfo Kaltim, Jalan Basuki Rahmad, Jumat (30/8/2024).

Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur, Sri Wahyuni, memperkenalkan dua maskot yang diberi nama Anggah dan Anggi. Maskot ini terinspirasi oleh tanaman Anggrek Hitam (Coelogyne Pandurata L), flora endemik yang hanya tumbuh di Kersik Luai, Kabupaten Kutai Barat. Anggrek Hitam dikenal dengan warna hijau daunnya dan lidah bunga hitam, yang menjadikannya sebagai simbol flora Provinsi Kalimantan Timur.

Sri Wahyuni menjelaskan bahwa Anggah dan Anggi bukan hanya simbol dari MTQ, tetapi juga membawa makna filosofis yang mendalam. Anggrek Hitam melambangkan keindahan dan keanggunan, serta mengingatkan manusia bahwa Allah Sang Pencipta adalah sumber segala keindahan dan mencintai keindahan, sesuai dengan hadis “Innallaha Jamil Yuhibbul Jamal.”

“Keindahan Anggrek Hitam diharapkan dapat meningkatkan rasa kagum dan syukur kita kepada Sang Pencipta sebagai salah satu ayat Kauniyah-Nya,” ujar Sri Wahyuni dalam sambutannya.

Di samping nilai estetikanya, Anggrek Hitam juga memiliki nilai praktis tinggi. Tanaman ini telah digunakan oleh masyarakat setempat sebagai obat tradisional sejak zaman dahulu. Selain itu, Anggrek Hitam termasuk spesies langka yang dilindungi di bawah Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Liar Hewan dan Tumbuhan Langka (CITES) Appendix I dan II, mengingat ancaman kepunahan akibat penyusutan lahan hutan di Kalimantan Timur.

Sri Wahyuni juga menekankan pentingnya menjaga flora endemik seperti Anggrek Hitam dalam konteks pelestarian alam. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang mengedepankan pelestarian alam dan keseimbangan ekosistem, seperti tercantum dalam Al-Quran Surat Al-A’raf ayat 56. “Islam mengajarkan untuk tidak membuat kerusakan di muka bumi dan selalu menjaga keseimbangan alam,” tegasnya.

Pengenalan maskot ini diharapkan akan menambah semangat dan makna pelaksanaan MTQ Nasional ke-30 di Kalimantan Timur. MTQ ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang kompetisi religius, tetapi juga sebagai momentum untuk memperkenalkan kekayaan alam dan nilai-nilai budaya Kalimantan Timur kepada seluruh peserta dan masyarakat luas.

“Harapan kami, MTQ Nasional ke-30 ini tidak hanya menjadi kompetisi religius, tetapi juga sarana untuk memperkenalkan dan melestarikan kekayaan alam Kalimantan Timur,” tutup Sri Wahyuni.
(Silfa).

No More Posts Available.

No more pages to load.