TANJUNG REDEB, Suara Rakyat Berau – Anggota DPRD Kabupaten Berau, Sakirman, menyoroti lonjakan inflasi yang terjadi pada Oktober 2024, yang tercatat sebagai yang tertinggi di Kalimantan Timur dengan angka mencapai 3,54 persen.
Kondisi ini memicu keresahan di kalangan masyarakat, terutama terkait dengan harga sembilan bahan pokok (sembako) yang terus meningkat.
Sakirman menegaskan pentingnya pemerintah daerah segera mengambil langkah cepat untuk mengendalikan inflasi, terutama untuk menjaga daya beli masyarakat yang semakin tertekan.
Menurutnya, salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah dengan mengadakan pasar murah di berbagai daerah atau kampung di Berau.
“Pasar murah adalah langkah konkret yang bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah. Ini dapat membantu menurunkan harga sembako yang sering menjadi penyumbang utama inflasi,” ujar Sakirman.
Selain pasar murah, Sakirman juga mendesak pemerintah untuk melakukan inspeksi mendalam atau sidak guna mengevaluasi faktor-faktor yang memengaruhi kenaikan harga, terutama di sektor transportasi dan distribusi barang.
“Perlu dilakukan analisis lebih mendalam terkait kenaikan harga. Apakah disebabkan oleh tingginya biaya transportasi, atau ada faktor lain yang memengaruhi harga barang di pasaran. Pemerintah perlu tahu secara jelas di mana masalah utamanya,” tegas Sakirman.
Meskipun pemerintah daerah telah melakukan sidak terhadap ketersediaan bahan pokok yang menunjukkan pasokan aman, Sakirman mengingatkan bahwa ketersediaan yang cukup tidak selalu diiringi dengan harga yang terjangkau.
Ia juga menyoroti potensi masalah dalam distribusi barang yang bisa memengaruhi harga, termasuk biaya transportasi dan peti kemas.
“Saya mencurigai adanya kenaikan biaya transportasi atau peti kemas yang dapat memengaruhi harga barang. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk mengumpulkan data yang lebih akurat terkait distribusi barang dan faktor-faktor yang memengaruhi harga,” tambahnya.
Selain itu, Sakirman juga menyoroti ketergantungan Berau terhadap komoditas dari luar daerah, khususnya Pulau Jawa, yang turut berkontribusi pada tingginya harga sembako di daerah tersebut. Ia mengusulkan agar ada upaya untuk memperkuat sektor pertanian lokal guna mengurangi ketergantungan pada barang-barang impor dan menekan biaya.
“Penting untuk meningkatkan pemanfaatan hasil pertanian lokal. Dengan demikian, kita bisa mengurangi ketergantungan pada komoditas dari luar daerah, yang bisa membantu menekan biaya dan memperkuat perekonomian daerah,” ujarnya.
Sebagai tindak lanjut, Sakirman menyarankan agar pemerintah daerah dan DPRD segera mengadakan pertemuan dengan distributor dan agen untuk membahas alasan kenaikan harga yang terjadi. Ia berharap dengan adanya komunikasi yang terbuka, solusi yang tepat dapat segera ditemukan.
“DPRD akan bekerja sama dengan OPD untuk memanggil pihak-pihak terkait dan mengumpulkan data lebih lanjut. Setelah itu, kita akan evaluasi dan tentukan langkah-langkah selanjutnya,” jelasnya.
Dengan langkah-langkah konkret ini, Sakirman berharap inflasi di Berau dapat terkendali, sehingga masyarakat tidak lagi terbebani dengan harga sembako yang terus meningkat.
Ia juga berharap, dengan kerjasama yang baik antara pemerintah daerah, DPRD, dan pihak swasta, permasalahan inflasi ini dapat diatasi secara menyeluruh.
(Silfa/ADV).