TANJUNG REDEB, SuaraBerau.com – Kondisi infrastruktur jalan di Kecamatan Segah kembali menjadi sorotan. Anggota dewan, Arman, menyoroti buruknya akses jalan di wilayah tersebut meskipun banyak perusahaan beroperasi di sana.
Ia mempertanyakan mengapa daerah dengan sekitar 18.000 penduduk ini masih sangat tertinggal dalam hal pembangunan.
“Ada kurang lebih delapan belas ribu penduduk di Segah ini, tapi kenapa sangat tertinggal?” ujar Arman.
Ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi jalan yang rusak parah, terutama di sekitar perusahaan.
“Saya dengar laporan dari masyarakat setempat betapa luar biasa kubangannya, betapa hancurnya. Sangat merugikan warga,” jelasnya.
Menurutnya, keadaan ini sudah tidak bisa ditoleransi. Arman juga mempertanyakan peran perusahaan dalam perbaikan infrastruktur jalan di sekitar wilayah operasinya.
“Jalanan dekat perusahaan-perusahaan tersebut saja sangat jelek, apa pihak perusahaan tidak bisa menambal?” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyoroti kepatuhan perusahaan terhadap Peraturan Daerah Provinsi Nomor 2 Tahun 2020 tentang Rencana Perlindungan dan Lingkungan Hidup, khususnya terkait pemasangan jaring pelindung bak sawit. Menurutnya, masih banyak truk pengangkut sawit yang tidak menaati aturan tersebut.
“Saya rasa hal ini sudah tidak perlu dijelaskan lagi kepada setiap perusahaan yang ada. Saya minta hal ini diindahkan saja demi kenyamanan semua pihak,” tegasnya.
Arman menekankan bahwa tanggung jawab atas kondisi ini tidak hanya berada di tangan perusahaan, tetapi juga pemerintah setempat, dewan, dan pemerintah kabupaten. Ia berharap ada perhatian lebih terhadap kesejahteraan masyarakat Segah, khususnya dalam perbaikan infrastruktur jalan.
(Silfa/Nom/ADV).