TANJUNG REDEB, SuaraBerau.com – Masalah abrasi pantai di Pulau Derawan semakin mengkhawatirkan, hingga saat ini abrasi yang tak kunjung tertangani telah menyebabkan tiga bangunan warga terseret ke laut.
Kondisi ini mendapat sorotan tajam dari Anggota DPRD Berau, Saga, yang mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau untuk segera mengambil langkah konkret.
Saga menegaskan bahwa meskipun penanganan abrasi berada di luar kewenangan penuh Pemkab Berau, namun upaya mendorong solusi tetap harus dilakukan. Apalagi Pulau Derawan merupakan salah satu destinasi wisata unggulan yang menyumbang citra pariwisata Kabupaten Berau di mata nasional dan internasional.
“Kami mendesak Pemkab untuk segera mencari solusi. Kita harus melindungi keindahan dan kelestarian Pulau Derawan sebagai salah satu destinasi wisata utama di Berau,” ujarnya.
Politisi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini juga menyampaikan keprihatinannya terhadap lambannya penanganan abrasi yang menurutnya sudah terlalu lama diabaikan.
“Sudah terlalu lama kami menunggu. Saatnya ada langkah nyata untuk menangani ini sebelum kerusakannya makin parah,” tegasnya.
Lebih jauh, Saga menekankan bahwa abrasi tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga mengancam permukiman dan keselamatan warga setempat.
“Setiap tahun abrasi mengikis lahan hunian warga. Kita tidak ingin bencana terjadi karena kelalaian. Jika pemerintah pusat tidak turun tangan segera, penanganannya akan semakin sulit dan mahal,” tambahnya.
Menanggapi hal ini, Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau, Hendra Pranata, mengungkapkan bahwa penanganan abrasi Pulau Derawan sudah masuk dalam rencana kerja tahun 2025. Proses perencanaan saat ini sedang berjalan dengan dukungan anggaran sekitar Rp 1,5 miliar.
“Izin dari Kementerian PUPR dan KLHK sudah kita kantongi. Tahun ini kami fokus pada perencanaan. Untuk pengerjaan fisiknya, kami anggarkan antara Rp 10-15 miliar,” ujar Hendra.
Ia juga memastikan bahwa pembangunan pengaman pantai akan dilakukan secara hati-hati dengan memperhatikan kelestarian ekosistem laut. DPUPR Berau berencana bekerja sama dengan World Wildlife Fund (WWF) untuk menyusun desain konstruksi yang ramah lingkungan.
“Kami sedang merumuskan model pengaman pantai yang tepat. Tujuannya bukan hanya melindungi garis pantai, tapi juga memastikan habitat penyu tetap aman,” jelasnya.
(Silfa/ADV).