TANJUNG REDEB – SuaraBerau.com – Frans Lewi, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Berau, memberikan tanggapan atas banyaknya usulan rehabilitasi rumah ibadah yang ada di pesisir Berau, Selasa (4/3/2025).
Menurutnya, kebutuhan akan fasilitas rumah ibadah yang memadai menjadi perhatian serius, mengingat pentingnya tempat ibadah yang nyaman bagi masyarakat.
Frans, yang kini menjabat di DPRD dari Daerah Pemilihan (Dapil) III, mengungkapkan rasa syukurnya karena dapat terpilih sebagai wakil rakyat pertama dari umat Kristiani di daerah Kabupaten Berau.
“Kita tidak bisa menutup mata, saya sangat bersyukur bisa terpilih, terlebih sebagai umat Kristiani yang bisa lolos masuk ke DPRD”, ujarnya.
Dalam awal masa kampanyenya, ia banyak menerima usulan dari masyarakat, khususnya terkait pembangunan dan rehabilitasi rumah ibadah. Usulan tersebut tidak hanya datang dari umat Kristiani, tetapi juga dari umat Islam dan agama lainnya.
Ia menekankan bahwa semua usulan itu akan diperjuangkan dengan sebaik-baiknya, terutama dalam aspek penyediaan anggaran untuk renovasi tempat ibadah.
“Banyak yang menekankan tentang pembangunan rumah ibadah sejak awal kampanye sosialisasi. Ini menjadi salah satu prioritas kami dalam menjalankan tugas sebagai wakil rakyat”, tambahnya.
Ia juga mengingatkan bahwa fasilitas rumah ibadah harus dapat mendukung kenyamanan masyarakat dalam menjalankan ibadah, sehingga pengalokasian anggaran menjadi salah satu aspek yang harus dipenuhi.
Frans mengungkapkan, usulan mengenai rehab rumah ibadah ini telah ia angkat dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Berau, yang melibatkan berbagai pihak termasuk kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapelitbang).
“Kami terus mendorong agar Bapelitbang bisa memberikan perhatian lebih, khususnya untuk fasilitas gereja dan masjid. Fasilitas yang baik akan mendukung kenyamanan umat beribadah”, jelasnya.
Ia menambahkan bahwa di dalam Musrenbang, selain masalah pembangunan fisik, aspek pemenuhan kebutuhan anggaran juga sangat penting. Ia akan terus berjuang agar anggaran untuk rehab rumah ibadah ini bisa sesuai dengan kebutuhan yang ada di lapangan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap rumah ibadah dapat memberikan kenyamanan bagi jamaahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Frans juga menekankan bahwa pembangunan rumah ibadah adalah salah satu bentuk dukungan terhadap keberagaman di Berau. Menurutnya, dengan adanya rumah ibadah yang nyaman, akan tercipta rasa toleransi dan saling menghormati antar umat beragama.
“Pembangunan rumah ibadah bukan hanya soal fisik, tetapi juga soal menciptakan ruang bagi umat untuk beribadah dengan tenang dan khusyuk”, pungkasnya.
(Silfa/ADV).